MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK
NAMA KELOMPOK:
-
ANDRE LUKITA (915130156)
-
RENDRA GUNAWAN (915130182)
KELAS: B
DOSEN: Santo Tjhin. S. Sn, MM, M.Ds, MCHt
I.
PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, gedung
dan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang sangat berharga
sebagai sarana wisata berkonsep pendidikan. Sehingga sebagai warga Indonesia
harus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang ada di Indonesia. Sebagai
salah satu contoh tempat wisata di Jakarta yaitu Museum Seni Rupa dan Keramik
Jakarta adalah kota besar yang mempunyai kekayaan alam
yang sangat melimpah, serta memiliki banyak tempat-tempat bersejarah salah
satunya Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum ini banyak sekali
peninggalan-peninggalan jaman dahulu yang sangat bermanfaat..
Namun seperti yang kita ketahui, banyak Museum-museum diIndonesia yang masih kurang dalam
perawatannya, sehingga menurunnya sejumlah masyarakat yang datang ke museum. Salah
satunya adalah Museum Seni Rupa dan Keramik yang terletak di kawasan Kota Tua.
Museum ini sangat sedikit sekali pengunjungnya, dikarenakan tempatnya yang bisa
dikatakan kurang strategis, bahkan tidak banyak orang yang tahu bahwa ada
Museum Seni Rupa dan Keramik di sekitar kawasan Kota Tua tersebut.
II.
LATAR BELAKANG
·
SEJARAH BANGUNAN
Gedung
Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun 1870. Sebagai Lembaga
Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie), kemudian pada
masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia gedung ini
dijadikan sebagai asrama militer. Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai
Kantor Walikota Jakarta.
Gedung
Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun 1870. Sebagai Lembaga
Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie), kemudian pada
masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia gedung ini
dijadikan sebagai asrama militer. Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai
Kantor Walikota Jakarta.
Pada
tahun 1968 hingga 1975 gedung ini pernah digunakan sebagai Kantor Dinas Museum
dan Sejarah DKI Jakarta. Pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan sebagai Gedung
Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto. Dan di gedung ini pula terdapat Museum
Keramik yang diresmikan oleh Bapak Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta) pada
tanggal 10 Juni 1977, kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum
Seni Rupa dan Keramik.
·
KOLEKSI
Sesuai
dengan namanya museum ini memiliki dua jenis koleksi berupa seni rupa dan
keramik. Koleksi seni rupa terdiri dari Lukisan, Sketsa, Patung dan Totem kayu.
Di antara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan yang amat
penting bagi sejarah perkembangan seni rupa Indonesia, seperti lukisan Bupati
Cianjur karya Raden Saleh, pengganti revolusi karya Hendra gunawan, pejuang
karya Agus Djaya, maka Lahirnya Angkatan '66 karya S.Sudjojono, perjuangan
karya Sudjono Kerton, Potret Diri dan Topeng Karya Affandi, Kustiyah Karya
Sudarso, Wanita Karya R.Basuki Abdullah, dan Klenteng Karya Abas Alibasyah.
Museum memiliki koleksi patung bercirikan klasik tradisional dari Bali, totem
kayu yang mangis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan Keluarga besarnya.
Totem
dan Patung Kayu Karya seniman modern A.I.G Sidharta dan Oesman Effendi
Sementara koleksi keramik yang terdiri dari keramik lokal dan keramik asing.
Keramik lokal baru berasl dari berbagi sentr industri keramik Indonesia seperti
Kasongan, Plered, Singkawang dll. Sementara keramik tua yang bernilai sejarah
berupa keramik Majapahit dari abad 14 yang memperlihatkan ciri, keistimewaan
serta keragaman bentuk dan fungsi. Museum juga memiliki keramik asing berasal
dari Eropa yaitu Belanda serta Asia sepert Cina, Jepang, Vietnam, dan Thailand
sebagian berasl dari Cina, terutama dari Disnati Ming dan Ching.
·
FASILITAS
Perpustakaan
Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki Sejumlah buku-buku mengenai seni rupa dan
keramik, sejarah kota tua Batavia, dan buku-buku lainya yang berhubungan dengan
sejarah Nusantara. Buku-buku ini dapat di baca atau pun di pinjam dengan seijin
petugas museum.
Bagian
dari gedung berupa aula dapat di manfaatkan untuk acara-acara tertentu,
seperti: pameran kontemporer, seminar, lomba, maupun acara pernikahaan;
penggunaan gedung oleh umum dapat menghubungi bagian tata usaha museum.
Souvenir
Shop, menyediakan berbagai macam souvenier, seperti t-shirt, mug, gantungan
kunci, dan produk dari keramik lainnya, juga tersedia minuman ringan.
Di
bagian dalam kanan-kiri merupakan taman yang dapat digunakan untuk bersantai
ataupun kegiatan outdoor lainya.
Museum
juga dilengkapi dengan fasilitas umum berupa mushola serta toilet wanita dan pria.
Area
parkir yang luas dan aman, yang dijaga oleh petugas keamanan museum.
·
LOKASI
Museum
Seni Rupa dan Keramik terletak di Kawasan Kotatua Jakarta, dapat di tempuh
dengan menggunakan kereta Commuter Line turun di stasiun Kota atau TransJakarta
turun di halte Kota.
·
JAM OPERASIONAL
Selasa
s.d. Minggu : 09.00 s.d. 15.00 WIB
Hari
senin dan hari besar tutup
·
TIKET PENGUNJUNG
Perorangan
· Anak/Pelajar : Rp. 2.000,-
· Mahasiswa : Rp. 3.000,-
· Umum Dewasa : Rp. 5.000,-
Rombongan
· Anak/Pelajar : Rp. 1.500,-
· Mahasiswa : Rp. 2.250,-
· Umum Dewasa : Rp. 3.750,-
III.
METODE
PENELITIAN
Metodologi penelitian yang kami gunakan adalah dengan menggunakan:
Metode Observasi
Mendatangi langsung museum seni rupa dan keramik secara langsung dan memperoleh data dari karyawan dan informasi yang
ditampilkan di museum seni rupa dan keramik.
Metode
Interview (kualitatif)
Teknik wawancara yang kami
lakukan kepada salah satu pengunjung di museum seni rupa dan keramik ini. Berikut hasil wawancara singkat kami bersama salah satu pengunjung yang bernama Kartika:
A:
Kami
K:
Kartika
A:
Menurut kak Kartika apa saja daya Tarik dari museum
seni rupa dan keramik di kota tua ini?
K: Hal yang menarik dari museum keramik ini adalah isinya, yaitu berbagai macam barang-barang seni yang tentunya sangatlah menarik, dimana kita bisa melihat berbagai macam barang-barang seni antic peninggalan Indonesia dan beberapa dari mancannegara dari jaman dulu hingga sekarang.
A:
Menurut kak Kartika bagaimana mengenai fasilitas yang ada di
museum ini?
K: Menurut saya, fasilitas yang
ada di museum ini sebenarnya sudah sangat memadai, seperti adanya computer untuk mengakses informasi mengenai barang-barang museum, tetapi kurang dipergunakan secara maksimal, sehingga perlu dimaksimalkan lagi.
A:
Menurut kak Kartika, apakah harga masuk di museum ini sudah sesuai dengan apa yang diberikan museum?
K:
Menurut saya harga tiket masuk museum sudah sangat murah dan sudah sesuai untuk tiket masuk museum khususnya
di Jakarta.
A:
Menurut kak Kartika apa saja yang perlu dikembangkan untuk museum seni rupa dan keramik ini?
K:
Menurut saya, untuk museum ini seharusnya dimaksimalkan fasilitas yang sudah ada, seperti computer untuk mengakses informasi lebih dikembangkan dan untuk fasilitas AC lebih dikembankan karena museum disini agak panas, jadi mungkin ini yang membuat orang
kurang tertarik untuk mengunjungi museum ini.
IV.
HASIL PENELITIAN
Dari
hasil penelitian secara observasi, kami
menemukan disana kurangnya penggunaan fasilitas yang disediakan secara maksimal, contohnya,
adanya komputer, namun tidak diaktifkan, seharusnya computer tersebut dinyalakan untuk dijadikan komputer
yang dapat digunakan pengunjung untuk mengakses informasi relic yang
ada di museum.
Juga untuk fasilitas AC dapat dimaksimalkan dengan memasangnya di setiap ruangan, sehingga dapat membuat para pengunjung merasa nyaman dan betah untuk tinggal lebih lama di dalam museum.
Untuk
saran, di dalam museum seharusnya dilengkapi dengan berbagai macam entertainment seperti adanya music klasik,
agar pengunjung yang dating tidak merasa terlalu sepi dan bosan, dan juga seharusnya ada perlengkapan seperti mp4 player yang
berisi mengenai rekaman suara yang berisikan informasi mengenai ruangan dan barang-barang yang
terdapat di museum tersebut, sehingga pengunjung dapat lebih antusias dengan mendengarkan informasi barang-barang yang
ditampilkan di museum seni rupa dan keramik ini.
V.
PEMBAHASAN IMPLIKASI TEORI
- Teori Semiotika
Dalam semiotik, sebuah tanda dapat dibahas melalui tiga tingkatan makna yaitu:
a) Makna denotatif, yang mengaji makna dari objek yang digunakan dalam sebuah tanda.
b) Makna konotatif, yang
membahas makna
yang ingin disampaikan melalui suatu penandaan.
c) Aspek sosial, yang didasarkan pada teori Peirce bahwa tanda tidak terpisahkan dari kehidupan sosial, dengan mengkaji tanda sudut panjang subjek yang menggunakan tanda, yaitu masyarakat.
Bedasarkan teori semiotika, dalam bangunan museum seni rupa dan desain menampilkan metode perancangan arsitektur Interior.
Semiotika yang pertama kali terlihat adalah pilar-pilar raksasa menopang kanopi berbentuk prisma memberkesan kokoh dan kuat sesuai fungsi awalnya sebagai gedung peradilan. Pelataran
yang luas semakin memperkuat kesan megah bangunan ini.
- Teori Penataan Ruang
Pembagian ruang pameran juga dikelompokkan berdasarkan barang yang dipamerkan.
Tiap barang dikelompokkan menurut periodenya. Lantai 2 diperuntukkan sebagai penjelasan tambahan dan lebih mendalam mengenai jenis keramik yang ada.
- Elemen Pembentukan Ruang
Lantai pada museum ini masih mempertahankan material
aslinya sehingga menunjukkan kesan tua dari sibangunan dan juga karya yang dipamerkan.
Sehingga secara langsung museum ini juga menampilkan kesan historinya melalui lantai yang masih digunakan sejak dulu.
Kotak pajangan yang digunakan juga memiliki nilai emiotika, yang berarti barang yang ada di dalamnya hanya untuk dilihat saja, tidak boleh disentuh untuk menghindari terjadinya kerusakan.
Lampu sorot yang digunakan juga untuk menarik perhatian para pengunjung mengenai barang-barang yang di
tampilkan dalam pameran.
- Teori Ekonomi:
Sehingga dengan penetapan harga tiket masuk museum yang
murah, hanya Rp.
5000,- diharapkan dapat meningkatkan minat para masyarakat untuk datang dan mengunjungi museum seni rupa dan keramik ini.
- Teori Lokasi
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang
(spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis
dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya
terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun
sosial (Tarigan, 2006).
Bedasrakan lokasi, lokasi Museum
Seni Rupa dan Keramik berada di tempat yang
sangat strategis,
karena berada
di daerah pusat kota dan tempatnya sangat dekat dengan Stasiun Kota yang
merupakan sarana transportasi umum yang sangat besar di Jakarta,
sehingga memudahkan akses para pendatang untuk dating ke Museum Seni Rupa dan Keramik ini.
VI.
LAMPIRAN
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Eco, Umberto. 1976. A Theory of Semiotics.
Bloomington: Indiana University Press
Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan
Wilayah, Bumi Aksara.
Jakarta
Sudarso. 2009. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Citra
Mandiri
Siagian, Yohanes.Desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat segala sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri.
http://www.academia.edu/
Candra, Ericha. http://erichacandrawahyuni12.blogspot.com/