Jumat, 12 Desember 2014

TUGAS AKHIR DASAR-DASAR PERIKLANAN

MUSEUM SENI RUPA DAN KERAMIK
NAMA KELOMPOK:
-      ANDRE LUKITA                      (915130156)
-      RENDRA GUNAWAN             (915130182)
KELAS:        B
DOSEN:        Santo Tjhin. S. Sn, MM, M.Ds, MCHt

I.                   PENDAHULUAN
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, gedung dan benda-benda bersejarah peninggalan nenek moyang yang sangat berharga sebagai sarana wisata berkonsep pendidikan. Sehingga sebagai warga Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan kekayaan yang ada di Indonesia. Sebagai salah satu contoh tempat wisata di Jakarta yaitu Museum Seni Rupa dan Keramik
Jakarta adalah kota besar yang mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah, serta memiliki banyak tempat-tempat bersejarah salah satunya Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum ini banyak sekali peninggalan-peninggalan jaman dahulu yang sangat bermanfaat..
Namun seperti yang kita ketahui, banyak Museum-museum diIndonesia yang masih kurang dalam perawatannya, sehingga menurunnya sejumlah masyarakat yang datang ke museum. Salah satunya adalah Museum Seni Rupa dan Keramik yang terletak di kawasan Kota Tua. Museum ini sangat sedikit sekali pengunjungnya, dikarenakan tempatnya yang bisa dikatakan kurang strategis, bahkan tidak banyak orang yang tahu bahwa ada Museum Seni Rupa dan Keramik di sekitar kawasan Kota Tua tersebut.

II.                LATAR BELAKANG
·         SEJARAH BANGUNAN
Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun 1870. Sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie), kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia gedung ini dijadikan sebagai asrama militer. Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta.
Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun pada tahun 1870. Sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie), kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia gedung ini dijadikan sebagai asrama militer. Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta.
Pada tahun 1968 hingga 1975 gedung ini pernah digunakan sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto. Dan di gedung ini pula terdapat Museum Keramik yang diresmikan oleh Bapak Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta) pada tanggal 10 Juni 1977, kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.

·         KOLEKSI
Sesuai dengan namanya museum ini memiliki dua jenis koleksi berupa seni rupa dan keramik. Koleksi seni rupa terdiri dari Lukisan, Sketsa, Patung dan Totem kayu. Di antara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan yang amat penting bagi sejarah perkembangan seni rupa Indonesia, seperti lukisan Bupati Cianjur karya Raden Saleh, pengganti revolusi karya Hendra gunawan, pejuang karya Agus Djaya, maka Lahirnya Angkatan '66 karya S.Sudjojono, perjuangan karya Sudjono Kerton, Potret Diri dan Topeng Karya Affandi, Kustiyah Karya Sudarso, Wanita Karya R.Basuki Abdullah, dan Klenteng Karya Abas Alibasyah. Museum memiliki koleksi patung bercirikan klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang mangis dan simbolis karya I Wayan Tjokot dan Keluarga besarnya.
Totem dan Patung Kayu Karya seniman modern A.I.G Sidharta dan Oesman Effendi Sementara koleksi keramik yang terdiri dari keramik lokal dan keramik asing. Keramik lokal baru berasl dari berbagi sentr industri keramik Indonesia seperti Kasongan, Plered, Singkawang dll. Sementara keramik tua yang bernilai sejarah berupa keramik Majapahit dari abad 14 yang memperlihatkan ciri, keistimewaan serta keragaman bentuk dan fungsi. Museum juga memiliki keramik asing berasal dari Eropa yaitu Belanda serta Asia sepert Cina, Jepang, Vietnam, dan Thailand sebagian berasl dari Cina, terutama dari Disnati Ming dan Ching.

·         FASILITAS
Perpustakaan Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki Sejumlah buku-buku mengenai seni rupa dan keramik, sejarah kota tua Batavia, dan buku-buku lainya yang berhubungan dengan sejarah Nusantara. Buku-buku ini dapat di baca atau pun di pinjam dengan seijin petugas museum.
Bagian dari gedung berupa aula dapat di manfaatkan untuk acara-acara tertentu, seperti: pameran kontemporer, seminar, lomba, maupun acara pernikahaan; penggunaan gedung oleh umum dapat menghubungi bagian tata usaha museum.
Souvenir Shop, menyediakan berbagai macam souvenier, seperti t-shirt, mug, gantungan kunci, dan produk dari keramik lainnya, juga tersedia minuman ringan.
Di bagian dalam kanan-kiri merupakan taman yang dapat digunakan untuk bersantai ataupun kegiatan outdoor lainya.
Museum juga dilengkapi dengan fasilitas umum berupa mushola serta toilet wanita dan pria.
Area parkir yang luas dan aman, yang dijaga oleh petugas keamanan museum.

·         LOKASI
Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di Kawasan Kotatua Jakarta, dapat di tempuh dengan menggunakan kereta Commuter Line turun di stasiun Kota atau TransJakarta turun di halte Kota.

·         JAM OPERASIONAL
Selasa s.d. Minggu : 09.00 s.d. 15.00 WIB
Hari senin dan hari besar tutup

·         TIKET PENGUNJUNG
Perorangan
·        Anak/Pelajar                : Rp. 2.000,-
·        Mahasiswa                   : Rp. 3.000,-
·        Umum Dewasa            : Rp. 5.000,-
Rombongan
·        Anak/Pelajar                : Rp. 1.500,-
·        Mahasiswa                   : Rp. 2.250,-
·        Umum Dewasa            : Rp. 3.750,-


III.             METODE  PENELITIAN
Metodologi penelitian yang kami gunakan adalah dengan menggunakan:
Metode Observasi
Mendatangi langsung museum seni rupa dan keramik secara langsung dan memperoleh data dari karyawan dan informasi yang ditampilkan di museum seni rupa dan keramik.
Metode Interview (kualitatif)
Teknik wawancara yang kami lakukan kepada salah satu pengunjung di museum seni rupa dan keramik ini. Berikut hasil wawancara singkat kami bersama salah satu pengunjung yang bernama Kartika:

A: Kami
K: Kartika
A:       Menurut kak Kartika apa saja daya Tarik dari museum seni rupa dan keramik di kota tua ini?
K:       Hal yang menarik dari museum keramik ini adalah isinya, yaitu berbagai macam barang-barang seni yang tentunya sangatlah menarik, dimana kita bisa melihat berbagai macam barang-barang seni antic peninggalan Indonesia dan beberapa dari mancannegara dari jaman dulu hingga sekarang.
A:        Menurut kak Kartika bagaimana mengenai fasilitas yang ada di museum ini?
K:        Menurut saya, fasilitas yang ada di museum ini sebenarnya sudah sangat memadai, seperti adanya computer untuk mengakses informasi mengenai barang-barang museum, tetapi kurang dipergunakan secara maksimal, sehingga perlu dimaksimalkan lagi.
A:       Menurut kak Kartika, apakah harga masuk di museum ini sudah sesuai dengan apa yang diberikan museum?
K:       Menurut saya harga tiket masuk museum sudah sangat murah dan sudah sesuai untuk tiket masuk museum khususnya di Jakarta.
A:     Menurut kak Kartika apa saja yang perlu dikembangkan untuk museum seni rupa dan keramik ini?
K:     Menurut saya, untuk museum ini seharusnya dimaksimalkan fasilitas yang sudah ada, seperti computer untuk mengakses informasi lebih dikembangkan dan untuk fasilitas AC lebih dikembankan karena museum disini agak panas, jadi mungkin ini yang membuat orang kurang tertarik untuk mengunjungi museum ini.

IV.             HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian secara observasi, kami menemukan disana kurangnya penggunaan fasilitas yang disediakan secara maksimal, contohnya, adanya komputer, namun tidak diaktifkan, seharusnya computer tersebut dinyalakan untuk dijadikan komputer yang dapat digunakan pengunjung untuk mengakses informasi relic yang ada di museum.
Juga untuk fasilitas AC dapat dimaksimalkan dengan memasangnya di setiap ruangan, sehingga dapat membuat para pengunjung merasa nyaman dan betah untuk tinggal lebih lama di dalam museum.
Untuk saran, di dalam museum seharusnya dilengkapi dengan berbagai macam entertainment seperti adanya music klasik, agar pengunjung yang dating tidak merasa terlalu sepi dan bosan, dan juga seharusnya ada perlengkapan seperti mp4 player yang berisi mengenai rekaman suara yang berisikan informasi mengenai ruangan dan barang-barang yang terdapat  di museum tersebut, sehingga pengunjung dapat lebih antusias dengan mendengarkan informasi barang-barang yang ditampilkan di museum seni rupa dan keramik ini.

V.                PEMBAHASAN IMPLIKASI TEORI
  •       Teori Semiotika

Dalam semiotik, sebuah tanda dapat dibahas melalui tiga tingkatan makna yaitu:
a)         Makna denotatif, yang mengaji makna dari objek yang digunakan dalam sebuah tanda.
b)        Makna konotatif, yang membahas makna yang ingin disampaikan melalui suatu penandaan.
c)                Aspek sosial, yang didasarkan pada teori Peirce bahwa tanda tidak terpisahkan dari kehidupan sosial, dengan mengkaji tanda sudut panjang subjek yang menggunakan tanda, yaitu masyarakat.
Bedasarkan teori semiotika, dalam bangunan museum seni rupa dan desain menampilkan metode perancangan arsitektur Interior. Semiotika yang pertama kali terlihat adalah pilar-pilar raksasa menopang kanopi berbentuk prisma memberkesan kokoh dan kuat sesuai fungsi awalnya sebagai gedung peradilan. Pelataran yang luas semakin memperkuat kesan megah bangunan ini.
  •       Teori Penataan Ruang

Pembagian ruang pameran juga dikelompokkan berdasarkan barang yang dipamerkan. Tiap barang dikelompokkan menurut periodenya. Lantai 2 diperuntukkan sebagai penjelasan tambahan dan lebih mendalam mengenai jenis keramik yang ada.

  • Elemen Pembentukan Ruang
Lantai pada museum ini masih mempertahankan material aslinya sehingga menunjukkan kesan tua dari sibangunan dan juga karya yang dipamerkan. Sehingga secara langsung museum ini juga menampilkan kesan historinya melalui lantai yang masih digunakan sejak dulu.
Kotak pajangan yang digunakan juga memiliki nilai emiotika, yang berarti barang yang ada di dalamnya hanya untuk dilihat saja, tidak boleh disentuh untuk menghindari terjadinya kerusakan.
Lampu sorot yang digunakan juga untuk menarik perhatian para pengunjung mengenai barang-barang yang di tampilkan dalam pameran.
  • Teori Ekonomi: 
Teori Permintaan Bedasarkan teori permintaan, terdapat hokum permintaan yang menyatakan bahwa, apabila harga suatu barang naik, maka yang diminta cenderung turun dan sebaliknya apabila harga suatu barang turun. Maka jumlah barang yang diminta akan cenderung naik “P   è Q   ” atau “P   èQ   ” (Sudarso, 2009;25).


Sehingga dengan penetapan harga tiket masuk museum yang murah, hanya Rp. 5000,- diharapkan dapat meningkatkan minat para masyarakat untuk datang dan mengunjungi museum seni rupa dan keramik ini.
  •         Teori Lokasi
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006).
Bedasrakan lokasi, lokasi Museum Seni Rupa dan Keramik berada di tempat yang sangat strategis, karena berada di daerah pusat kota dan tempatnya sangat dekat dengan Stasiun Kota yang merupakan sarana transportasi umum yang sangat besar di Jakarta, sehingga memudahkan akses para pendatang untuk dating ke Museum Seni Rupa dan Keramik ini.

VI.             LAMPIRAN











VII.          DAFTAR PUSTAKA
Brosur Museum Seni Rupa dan Keramik
Eco, Umberto. 1976. A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press
Tarigan, Robinson. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah, Bumi Aksara. Jakarta
Sudarso. 2009. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Citra Mandiri
Siagian, Yohanes.Desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat segala sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau tersendiri. http://www.academia.edu/